ADSENSE HERE!
Demikian informasi dari rubik berita tanah air...semoga bermanfaat
Assalamualikum wr,wb. Selamat
datang di BlogSumber Berita Untuk kali ini admin mau berbagi informasi
dari rubik berita tanah air mengenai belum jelasnya penangkatan
Honorer K2.
Sinyalir
beberapa pendapat perbedaan dari berbagai praksi di Komisi II DPR dan
pemerintah belum sejalan untuk Menganggkat Honorer K2.
Perbedaan
pendapat inilag yang tajam terjadi antara Komisi II DPR dan pemerintah dalam
hal ini Badan Kepegawaian Negara (BKN) terkait rencana pengangkatan
hampir 400 ribu honorer kategori dua (K2) menjadi CPNS.
Ketua Komisi II DPR Rambe Kamarulzaman
ngotot agar pengangkatan tenaga honorer K2 tetap dilakukan secara
bertahap. Sementara, Kepala BKN Bima Haria Wibisana menyebut rencana
pengangkatan honorer K2 hanya angan-angan belaka karena faktanya hingga
kini pemerintah belum menyiapkan alokasi anggaran untuk gaji mereka.
Rambe mengatakan, pengangkatan honorer
K2 sudah merupakan kesepakatan komisi yang dipimpinnya dengan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(Kemenpan-RB).
Bahkan, lanjut politikus senior dari
Partai Golkar itu, sudah disepakati juga bahwa proses pengangkatannya
harus dimulai dengan verifikasi data honorer K2 untuk menghindari
honorer bodong ikut diusulkan pemberkasan Nomor Induk Pegawai (NIP)-nya.
"Jadi itu sudah disepakati. Dimulai
dengan proses verifikasi agar tak ada yang bodong atau fiktif," ujar
Rambe kepada JPNN kemarin (23/10).
Terkait dengan masalah anggaran untuk
pelaksanaan verifikasi dan juga penggajian nantinya, lanjut Rambe, hal
itu menjadi tanggung jawab pemerintah. "Masalah anggaran, ya itu yang
harus dipikirkan pemerintah karena penuntasan honorer K2 ini menjadi
tanggung jawab negara," ujar politikus asal Sumut itu.
Yang jelas, lanjutnya, pengangkatan
secara bertahap mulai 2016 hingga 2019 itu yang sudah disepakati sebagai
cara agar beban keuangan negara untuk penggajian tidak terlalu berat.
Terpisah, Kepala BKN Bima Haria
Wibisana, mengatakan, pengangkatan honorer K2, termasuk juga rekrutmen
CPNS dari jalur umum, bisa hanya menjadi angan-angan karena beban
keuangan negara masih terlalu berat.
"Waduh, kalau
negara lagi kesulitan dana seperti saat ini, rencana itu hanya jadi
angan-angan saja. Bagaimana bisa merekrut, kalau negara kekurangan dana
untuk pengadaan rekrutmen pegawai baru," ujar Bima.
Dia mengakui, pemerintah memang punya
niat untuk mengangkat honorer K2 menjadi CPNS. "Tapi bagaimana bisa
jalan kalau anggaran tidak ada. Ini saja usulan pemerintah menambah
anggaran untuk proses verifikasi validasi honorer K2 belum tentu dapat,"
ujarnya lagi.
Bima juga tidak menampik adanya dukungan
Komisi II DPR agar pengangkatan honorer K2 dilakukan, dengan
mengusulkan penambahan anggaran. Tapi lagi-lagi, Bima mengatakan ada
ganjalan pendanaan.
"Kita realistis saja deh. Pendapatan
negara saat ini berapa sih? Kalau tidak salah hanya sekitar 55 persen
dari RAPBN. Itu tandanya, ada defisit sekitar Rp600 triliun. Nah, kue
yang sudah kecil ini harus dibagi seluruh kementerian lembaga," kata
Bima.
Bima meluruskan pemberitaan sebelumnya yang menyebut sudah ada anggaran untuk pengangkatan honorer K2.
"Jujur saja, pemerintah belum
menganggarkan karena dananya tidak ada. Kalau usulan kami sekitar Rp126
miliar dan KemenPAN-RB Rp16,4 miliar. Itu hanya proses verifikasi saja.
Sedangkan untuk gajinya belum dianggarkan karena mau darimana dana Rp6
triliun itu. Katakanlah dana verifikasi itu akhirnya diberi dan bisa
dilaksanakan, tapi setelah itu apa siap negara menggaji PNS-nya. Apa
iya, ketika BKN menerbitkan NIP lantas PNS-nya legowo tidak dibayar.
Nonsens itu! Realitanya, begitu NIP terbit dan ada SK CPNS, mereka harus
digaji," bebernya.
Rambe menyesalkan pernyataan Kepala BKN
itu. "Kepala BKN jangan bilang begitu lah. Kalau diangkat 2015, iya itu
hanya angan-angan. Ini kan pengangkatan mulai 2016 dan itu sudah
diputuskan," cetus Rambe. (sam/jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.