ADSENSE HERE!
Media Sosial81 — Tak terhitung berapa banyak hubungan pernikahan atau asmara yang hancur karena perselingkuhan. Meski begitu, tetap saja banyak orang yang sulit untuk tetap mempertahankan komitmen kesetiaannya.
Peneliti seks Share Hite dalam The Hite Report mengungkapkan, sebanyak 70 persen perempuan menikah dan 72 persen laki-laki yang sudah menikah pernah berselingkuh.
Peneliti seks Share Hite dalam The Hite Report mengungkapkan, sebanyak 70 persen perempuan menikah dan 72 persen laki-laki yang sudah menikah pernah berselingkuh.
Mungkin sulit dipahami mengapa seseorang berselingkuh meski sudah menikah. Berdasarkan penelitian, seseorang yang selingkuh ternyata juga dipengaruhi oleh faktor DNA. Peneliti membaca kode genetik pada reseptor dopamin atau hormon bahagia para responden.
Hasilnya, sekitar 50 persen individu yang memiliki tipe gen alel panjang mengaku pernah berselingkuh, sementara mereka yang memiliki gen alel pendek sebanyak 22 persen mengaku pernah berselingkuh.

Pembacaan gen ini juga bisa menunjukkan apakah seseorang memiliki perilaku berisiko, seperti menggunakan obat-obatan terlarang.

Pembacaan gen ini juga bisa menunjukkan apakah seseorang memiliki perilaku berisiko, seperti menggunakan obat-obatan terlarang.
Hormon lain yang berkaitan dengan perselingkuhan, yaitu vasopressin. Hormon ini dilepaskan ketika ada kontak fisik dengan orang lain yang berkaitan dengan sosial.
Akan tetapi, faktor genetik ini dinilai bukan menjadi satu-satunya faktor yang menyebabkan seseorang berselingkuh. Menurut peneliti dalam video The Science of Cheating, selingkuh bukan hanya disebabkan faktor gen, melainkan juga dipicu masalah keuangan, emosional, dan terlalu banyak minum alkohol.
Akan tetapi, faktor genetik ini dinilai bukan menjadi satu-satunya faktor yang menyebabkan seseorang berselingkuh. Menurut peneliti dalam video The Science of Cheating, selingkuh bukan hanya disebabkan faktor gen, melainkan juga dipicu masalah keuangan, emosional, dan terlalu banyak minum alkohol.
Di samping pengaruh gen, menurut peneliti, hal yang utama adalah bagimana seseorang bisa mengontrol perilakunya dan memutuskan untuk tetap setia dengan pasangan atau tidak.
Sumber : Compas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.